Mangrove merupakan ekosistem yang menjadi salah indikator dalam penerapan strategi Pembangunan Rendah Karbon (PRK) yang merupakan program prioritas nasional Indonesia. Secara nasional, Pemerintah Indonesia menargetkan adanya peningkatan luas kawasan rehabilitasi hutan mangrove/pantai sebesar 600.000 Ha hingga tahun 2024 yang dituangkan dalam PERPRES No. 120 Tahun 2020 tentang Badan Restorasi Gambut dan Mangrove. Hal ini dilakukan karena berdasarkan hasil penelitian, Mangrove dan Lamun memiliki kemampuan 3-5 kali lebih tinggi dibandingkan vegetasi daratan dalam menyimpan karbon. Selain itu, keberadaan ekosistem mangrove juga berfungsi sebagai sabuk pantai yang dapat menahan laju abrasi, melindungi kawasan pesisir dari gelombang tinggi serta sebagai bentuk mitigasi terhadap bencana antara lain gelombang tsunami.


Pesisir Selat Sunda merupakan area terdampak yang mengalami kerusakan signifikan saat terjadi tsunami pada tahun 2018. Program Mangrove Blue Carbon merupakan suatu program konservasi dan rehabilitasi keanekaragaman hayati yang dirancang untuk mendukung program nasional dalam pelaksanaan pembangunan rendah karbon. PT Asahimas Chemical dan Yayasan KEHATI telah bekerja sama untuk melaksanakan program Mangrove Blue Carbon melalui gerakan penanaman pohon mangrove, penguatan kapasitas dan kelembagaan kelompok masyarakat serta mengoptimalkan pemanfaatan potensi yang ada di lingkungan pesisir Selat Sunda untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Implementasi kegiatan ini utamanya dilakukan di Kecamatan Panimbang dan Kecamatan Sumur Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten.
Selain bertujuan untuk pelestarian ekosistem mangrove, Program Mangrove Blue Carbon juga ditujukan untuk perlindungan lingkungan pesisir, peningkatan kesejahteraan masyarakat, sebagai langkah mitigasi dan adaptasi bencana dan perubahan iklim. Program Kerjasama ini dimulai tahun 2021 hingga tahun 2026 yang terbagi dalam 6 periode dengan total target area rehabilitasi seluas 14 Ha dengan 140.000 bibit mangrove tertanam.
Pada hari Kamis, 22 Agustus 2024, dilakukan aksi penanaman mangrove yang merupakan bagian dari kegiatan periode-3 dengan target luasan 3 hektar. Lokasi lahan rehabilitasi berada di pesisir muara Sungai Ciseuket Desa Mekarsari Kecamatan Panimbang seluas 2 hektar dan lokasi ke-2 berada di pesisir Legon Jamat Desa Kertamukti Kecamatan Sumur.


Eddy Sutanto, Presiden Direktur PT. Asahimas Chemical (PT.ASC) dalam sambutannya menyampaikan bahwa penanaman 35.000 pohon mangrove yang dilakukan tahun 2024 sangat spesial, karena bertepatan dengan ulang tahun PT. ASC yang ke 35. Keberadaan PT. ASC yang telah berdiri sejak 35 tahun telah berkontribusi signifikan pada perkembangan wilayah dan perekonomian Provinsi Banten. Selain itu, PT. ASC juga memiliki komitmen yang tinggi dalam rangka pengurangan emisi karbon, salah satunya melalui aksi penanaman, rehabilitasi dan pelestarian ekosistem mangrove di pesisir Selat Sunda.
Mangrove memilik berbagai manfaat bagi kehidupan manusia, antara lain pelindung pesisir, penyaring alami, sumber pendapatan masyarakat hingga penyerap karbon yang baik. Keberadaan ekosistem mangrove harus dijaga dan dilestarikan oleh semua pihak sehingga fungsi ekologisnya akan maksimal dan memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat. Demikian disampaikan Riki Frindos, Direktur Eksekutif Yayasan KEHATI.

Dalam sambutannya, sekaligus membuka kegiatan, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Banten, Elli Susiyanti S.H M.H. menyambut baik program Mangrove Blue Carbon yang dilaksanakan secara komprehensif dan berkelanjutan sejak tahun 2021. Semua pihak sudah selayaknya bergandengan tangan untuk menjaga dan memperbaiki kondisi ekosistem mangrove yang ada di Provinsi Banten, khususnya di Selat Sunda.
Direktur Yayasan SALAKA, Hendrawan Syafrie berharap implementasi program Mangrove Blue Carbon dalam bentuk penanaman mangrove dan penguatan kapasitas kelompok dapat memberikan manfaat nyata bagi perlindungan kawasan pesisir Selat Sunda serta peningkatan kesejahteraan masyarakat. Penanaman mangrove perlu melalui sejumlah tahapan seperti analisis kesesuaian lahan, penentuan jenis bibit dan proses perizinan sehingga tidak terjadi masalah dikemudian hari.


Aksi penanaman mangrove yang dilaksanakan sebagai bagian dari kegiatan Mangrove Blue Carbon ini bekerjasama degan berbagai stakeholder antara lain Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Banten, Dinas Perikanan Kabupaten Pandeglang, Dinas Pariwisata Kabupaten Pandeglang, Program Studi Ilmu Perikanan UNTIRTA, Loka Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut Serang (Kementerian Kelautan dan Perikanan), Balai Taman Nasional Ujung Kulon, Yayasan SALAKA, Koramil Kec. Panimbang, Kepolisian Sektor Panimbang, Pos Pengamatan TNI AL Labuan, Pemerintah Kecamatan Panimbang, Desa Mekarsari, Kelompok Masyarakat, Pramuka Saka Bahari Kec. Panimbang serta penggiat lingkungan lainnya.